Berilium adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Be. Unsur ini memiliki nomor atom 4 dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- bervalensi 2
- berwarna abu-abu
- baja kukuh
- ringan tetapi mudah pecah
Berilium merupakan bagian dari alkali tanah yang kegunaan utamanya adalah sebagai bahan penguat dalam tembaga berilium .Berilium dan garam-garamnya sangat beracun dan harus ditangani dengan sangat hati-hati. Berilium dan senyawa-senyawanya tidak boleh dirasa dengan lidah untuk membuktikan rasa manis alami logam ini.
Berilium mempunyai titik lebur tertinggi di kalangan logam-logam ringan dengan:
· Modulus kekenyalannya kurang lebih 1/3 lebih besar daripada besi baja.
· Konduktivitas panas Berilium sangat baik dan tahan karat asam nitrat
· Mudah ditembus sinar-X, dan neutron bisa dibebaskan apabila ditembakkan oleh partikel
seperti radium dan polonium (lebih kurang 30 neutron-neutron/juta partikel).
· Pada suhu dan tekanan ruang tertentu, senyawa ini tak teroksidasi apabila terpapar udara (kemampuannya untuk menggores kaca kemungkinan disebabkan oleh pembentukan lapisan tipis oksidasi) .
b. Sifat Kimia Berilium
Ø Reaksi dengan air:
Tidak bereaksi
Ø Reaksi dengan udara
Menghasilkan MO dan M3N2 jika dipanaskan
Ø Reaksi dengan Hidrogen
tidak bereaksi
Ø Reaksi dengan klor
M + X2 --> (dipanaskan) MX2 (garam)
Ø Oksida bersifat amfoter
c. Sifat Fisika Berilium
Sifat Fisika | |
Nomor atom | 4 |
Konfigurasi elektron | [He] 2s2 |
Titik cair, K | 1560 |
Titik didih, K | 3243 |
Rapatan (densitas), gr/cm3 | 1,65 |
Energi ionisasi I, kJ/mol | 400 |
Energi ionisasi II, kJ/mol | 1757 |
Elektronegatifitas | 1,57 |
Potensial reduksi standar | -1,70 |
Jari-jari atom, A | 1,12 |
Kapasitas panas, J/gK | 1,825 |
Potensial ionisasi, volt | 9,322 |
konduktivitas kalor, W/mK | 200 |
Entalpi pembentukan, kJ/mol | 11,71 |
Entalpi penguapan, kJ/mol | 297 |
d. Proses Pembuatan Berilium
Berilium dijumpai dalam 30 jenis garam galian berbeda, diantaranya, yang paling penting adalah bertrandit, beril, krisoberil, dan fenasit.Jenis batu permata beril berharga akuamarin dan jamrud.Kebanyakan penghasilan logam ini diselesaikan dengan mengurangkan (kimia) berilium fluorida dengan logam magnesium.Logam berilium tidak mudah sebelum tahun 1957.
Berilium sangat bermanfaat untuk menunjang kehidupan manusia. Namun, keberadaan berilium dialam tidak dapat ditemukan dalam bentuk murninya. Berilium tersebut ditemukan dialam dalam bentuk bersenyawa sehingga untuk mendapatkannya perlu dilakukan isolasi. Isolasi berilium dapat dilakukan dengan 2 metode (Indri M.N. 2009):
1. Metode Reduksi
Pada metode ini diperlukan berilium dalam bentuk BeF2 yang dapat diperoleh dengan cara memanaskan beryl dengan Na2SiF6 pada suhu 700-750oC. Setelah itu dilakukan leaching (ekstraksi cair-padat) terhadap flour dengan air kemudian dilakukan presipitasi (pengendapan) dengan Ba(OH)2 pada PH 12 (Greenwood N.N and Earnshaw A , 1997).
Reaksi yang terjadi adalah (Indri M.N. 2009):
BeF2 + Mg --> MgF2 + Be
2. Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga dapat dilakukan dengan cara elektrolisis dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. BeCl2 tidak dapat menghantarkan listrik karena BeCl2 bukan merupakan larutan elektrolit. Reaksi yang terjadi adalah (Indri M.N. 2009):
Katoda : Be2+ + 2e- Be
Anode : 2Cl- Cl2 + 2e-
2.5 Manfaat Berilium
Adapun manfaat dari berilium adalah sebagai berikut (Anonim, 2009):
• Berilium digunakan sebagai agen aloy di dalam pembuatan tembaga berilium. (Be dapat menyerap panas yang banyak). Aloy tembaga-berilium digunakan dalam berbagai kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas panas, kekuatan tinggi dan kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat serta tahan fatig (logam). Kegunaan-kegunaan ini termasuk pembuatan: mold, elektroda pengelasan bintik, pegas, peralatan elektronik tanpa bunga api dan penyambung listrik.
• Karena ketegaran, ringan, dan kestabilan dimensi pada jangkauan suhu yang lebar, Alloy tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan pertahanan sebagai bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan tinggi, peluru berpandu, kapal terbang dan satelit komunikasi.
• Kepingan tipis berilium digunakan bersama pemindaian sinar-X untuk menepis cahaya tampak dan memperbolehkan hanya sinaran X yang terdeteksi.
• Dalam bidang litografi sinar X, berilium digunakan untuk pembuatan litar bersepadu mikroskopik.
• Karena penyerapan panas neutron yang rendah, industri tenaga nuklir menggunakan logam ini dalam reaktor nuklir sebagai pemantul neutron dan moderator.
• Berilium digunakan dalam pembuatan giroskop, berbagai alat komputer, pegas jam tangan dan peralatan yang memerlukan keringanan, ketegaran dan kestabilan dimensi.
• Berilium oksida sangat berguna dalam berbagai kegunaan yang memerlukan konduktor panas yang baik, dan kekuatan serta kekerasan yang tinggi, dan juga titik lebur yang tinggi, seterusnya bertindak sebagai perintang listrik.
• Campuran berilium pernah pada satu ketika dahulu digunakan dalam lampu floresens, tetapi penggunaan tersebut tak dilanjutkan lagi karena pekerja yang terpapar terancam bahaya beriliosis.
2.6 Efek Samping Penggunaan Berilium
Sehubungan dengan keberadaan berilium dialam, berilium juga memiliki dampak negative terutama dari segi kesehatan. Pada setiap individu rentan mengalami efek akibat berilium yang menyebabkan penyakit paru-paru yang disebut penyakit berilium kronis (CBD). Penyakit ini akan melemahkan kondisi individu yang menderitanya dan tidak dapat disembuhkan serta sering pula berakibat fatal. Dengan meluasnya penggunaan berilium, efek negatif ini sangat memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang sifat-sifat kimia berilium pada kondisi-kondisi biologis (Soetrisno, 2008).
Diduga bahwa respon kekebalan terhadap berilium terpicu ketika unsur yang dihirup tanpa sadar dideteksi oleh sel-sel penampak antigen (APC). Spesies berilium yang tidak diketahui berfungsi sebagai antigen yang terikat ke molekul HLA (antigen leukosit manusia) pada permukaan APC. Antigen berilium selanjutnya dibawa ke sel T (sel darah putih dengan peranan utama dalam respon kekebalan). Penelitian di Los Alamos menghasilkan gambaran yang lengkap dari spesiasi berilium pada kondisi-kondisi biologis, termasuk interaksinya dengan protein dan konsekuensi imunologi yang ditimbulkan (Soetrisno, 2008).
Melalui penelitian beberapa kompleks molekul kecil dari berilium, ditemukan bahwa berilium memiliki kecenderungan tinggi untuk menggantikan atom-atom hidrogen pada ikatan hidrogen yang kuat. Ikatan-ikatan ini, yang sering terbentuk antara asam-asam amino yang mengandung gugus karboksilat dan alkohol, membantu memberikan kerangka-dasar yang mendukung struktur dan fungsi protein. Dengan memperluas model ini ke sistem biologis yang nyata, terlihat bahwa berilium menggantikan keseluruhan atom ikatan hidrogen kuat (12 atom) pada transferrin. Transferrin merupakan sebuah protein transport zat besi yang ditemukan dalam plasma darah. Ini merupakan sebuah jalur potensial bagi berilium untuk memasuki sel dengan reseptor-reseptor transferrin. Penelitian-penelitian ini membuka paradigma baru untuk pengikatan berilium dalam sistem biologis yang sebenarnya (Soetrisno, 2008).
Terkait dengan kecenderungannya untuk menggantikan atom-atom dalam ikatan hidrogen, berilium diketahui membentuk kelompok-kelompok polimetalik dengan gugus-gugus karboksilat. Sehingga telah diduga bahwa berilium juga akan membentuk kelompok-kelompok pada protein yang memiliki banyak residu karboksilat di sekitarnya. Sebuah temuan yang menarik adalah bahwa molekul HLA dari pasien CBD mengandung jumlah residu karboksilat yang lebih besar dibanding molekul HLA dari orang yang tidak menderita CBD (Soetrisno, 2008).v
Selain dapat mengakibatkan penyakit berilium kronis (CBD), berilium juga dapat menyebabkan penyakit beryliosis, yaitu suatu peradangan paru-paru yang terjadi akibat menghirup debu atau asap yang mengandung berilium. Dulu berillium biasa digali dan disuling untuk digunakan dalam industri elektronik dan kimia dan dalam pembuatan bola lampu pijar.Sekarang berillium terutama digunakan untuk industri pesawat ruang angkasa.Selain pekerja industri tersebut, orang-orang yang tinggal di sekitar tempat penyulingan juga bisa terkena beriliosis.
Pemaparan berilium terutama terjadi melalui penghirupan asap atau debu berilium dan kontak langsung melalui kulit yang terluka. Menghirup berilium (Be) bisa menyebabkan 2 gejala paru-paru, yaitu pneumonitis kimia akut dan penyakit paru granulomatosa yang disebut penyakit berilium kronis atau beriliosis.
Pemaparan berilium terutama terjadi melalui penghirupan asap atau debu berilium dan kontak langsung melalui kulit yang terluka. Menghirup berilium (Be) bisa menyebabkan 2 gejala paru-paru, yaitu pneumonitis kimia akut dan penyakit paru granulomatosa yang disebut penyakit berilium kronis atau beriliosis.
Pada penyakit berilium akut, logam ini bertindak sebagai iritan kimia langsung, yang menyebabkan suatu reaksi peradangan non-spesifik.Dengan semakin meningkatnya higienis dalam bidang industri, pada saat ini penyakit berilium akut sudah menghilang. Beriliosis masih ditemukan di industri pengolahan berilium, dimana para pekerjanya terpapar oleh asap atau debu berilium.
Beriliosis berbeda dari penyakit akibat pekerjaan lainnya dimana masalah paru-paru hanya timbul pada orang yang sensitif terhadap berillium, yaitu sekitar 2% dari mereka yang kontak dengan berillium.Penyakit ini dapat muncul bahkan pada mereka yang terpapar berillium dalam waktu yang singkat dan gejalanya baru timbul setelah 10-20 tahun.
2.6 Penyimpanan dan Penanganan
1. Gunakan APD saat menangani Berilium
2. Cuci tangan dengan bersih setelah kontak dengan Be
Dirangkum dari berbagai SUMBER
1 komentar:
terima kasih, sangat membantu
Posting Komentar
Tanggapan, masukan, saran, pertanyaan, sanggahan mungkin juga kritik membangun buat artikel yang baru aja kamu baca bisa kamu curahkan dibawah sini...